Pengamat Sospol Heru Cipto Nugroho Turut Belasungkawa dan Prihatin Atas Musibah Tenggelamnya KRI Nanggala 402

JAKARTA, Opininews.id-Pengamat Sosial Politik (Sospol) Heru Cipto Nugroho mengucapkan belasungkawa dan mengungkapkan keprihatinannya yang sangat mendalam atas musibah tenggelamnya kapal selam milik TNI Angkatan Laut (TNI-AL) KRI Nanggala 402 yang menewaskan sebanyak 53 putra terbaik bangsa Indonesia.

“Saya berpendapat peristiwa musibah tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 ini, menggambarkan betapa lemahnya Alutsista sistem pertahanan Indonesia dari sisi Infrastrukturnya,”ujar Heru Cipto Nugroho kepada OPININEWS.ID melalui pesan singkat Whats App di Kantornya Ruko Jatibening Raya Kota Bekasi, Rabu (28/4/2024).

Lanjut Heru Cipto Nugroho Peristiwa tenggelamnya Kapal Selam Nanggala 402 ini, selayaknya kedua tokoh penting di jajaran tertinggi Keamanan dan Pertahanan Nasional yaitu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto sudah seharusnya ikut bertanggung jawab, karena kedua sosok tersebut adalah pemimpin tertinggi diinstitusi Pertahanan RI. Mungkin kalau di negara lain seorang Petinggi Institusi tersebut. Minta maaf kepada rakyat dan sebagai bentuk pertanggung jawaban moral terhadap rakyat mereka bisa mengundurkan diri

“Sangat menyedihkan sekali dari berbagai media masa nasional yang kita lihat, menyebutkan bahwa peristiwa musibah tenggelamnya KRI Nanggala 402 tersebut, selain faktor fisik kapal,
menurut Heru Cipto Nugroho,
bahwa KRI Nanggala 402 ini, kapal selam lawas buatan Jerman 1977, yang di- delivery ke Indonesia tahun 1981. Jadi Usianya sudah 44 tahun, kalau untuk ukuran manusia usia 44 tahun tentunya performa sudah menurun meskipun sudah di docking Ulang atau diawetkan berkali-kali,

“Yang namanya barang sudah tua tetap saja beresiko,” ucap Heru Cipto Nugroho

Lanjut Heru Cipto Nugroho negara kita tercinta NKRI inikan lebih dominan lautan ketimbang daratan, apalagi.Presiden Jokowi akan menjadikan Indonesia ini menjadi poros maritim di dunia. Nah jika demikian seharusnya segera diperhatikan infrastruktur kemiliteran di wilayah perairan sebagai alat utama sistem persenjataan jangan dianggap remeh -temeh, apa iya, program pemerintahan Jokowi yang berkeinginan membangun poros maritim dunia dengan Alutsista tidak layak ? Tentunya tidak demikian karena kalau soal anggaran tinggal minta Pemerintah dengan persetujuan ke DPR RI.

Lebih lanjut Heru Cipto Nugroho mengatakan negara kita tercinta Indonesia ini Lautannya sangat luar biasa besarnya, apalagi untuk menghadapi ambisi Tiongkok terkait one belt one road dari sisi ekonomi pertahanan infrastruktur kita harus siaga terutama alutsista harus lebih canggih dan moderen. Selain itu negara kita sekarang ini sebagai negara archipelago, maka sumber daya ekonomi kita adalah sektor maritim ini harus kita jaga mati-matian,

“Saya minta harus segera diperhatikan dan diperjuangkan penambahan kapal selam, karena sebelum tenggelamnya kapal KRI Nanggala 402, Negara kita punya kapal selam 5 sekarang tinggal 4 kapal, maka atas kejadian musibah mari kita ambil hikmahnya untuk menambah Kapal Selam yang lebih besar, canggih dan dengan teknologi modern,” pungkasnya. (Muzakir).

Editor : Yan Zapin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *