Ketum PB Formula : Peran Strategis Ulama Dalam Menentukan Pemimpin Bangsa Indonesia Melalui Pemilu

0
IMG-20230603-WA0212

JAKARTA, Opininews.id, Ketua Umum Pengurus Besar Forum Ulama Dan Aktivis Islam (Ketum PB Formula) TG. Drs. Dedi Hermanto menyampaikan pandangannya dengan tujuan agar publik khususnya umat Islam di seluruh Indonesia dapat memahami  terkait  Peran Strategis Ulama Dalam Menentukan Pemimpin Bangsa Indonesia Melalui Pemilu 2024 yang sudah tersisa kurang dari satu tahun lagi. 

Menurut TG. Drs. Dedi Hermanto dalam sejarahnya bangsa Indonesia sudah dua kali memproklamirkan kemerdekaan nya. Yakni pada tanggal 17 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1950. Adapun penjelasannya masing-masing yang  pertama Pada tahun 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Sedangkan yang Kedua pada tahun 1950, proklamasi bangsa Indonesia tersebut, adalah menandai  lembalinya bentuk NKRI (NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA) Karena sebelumnya, NKRI yang dihasilkan oleh proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 sudah berubah menjadi Republik Indonesia Serikat.

“Maka hal tersebut adalah momentum yang tidak bisa dilupakan begitu saja olah bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Karena kembalinya NKRI waktu itu menandai runtuhnya RIS. Serta kembalinya NKRI, itu diprakarsai oleh USTADZ MOH. NATSIR Ketua Fraksi Partai Masyumi,

“Demikian kata Ketum PB Formula TG. Drs. Dedi Hermanto saat diwawancarai sejumlah awak media massa termasuk OPININEWS.ID, di Kantornya Jln Raya Mampang Jakarta Selatan, Sabtu (3/6/2023) 

Lanjutnya selain Ustadz Moh. Natsir, masih banyak perjuangan para  ulama dalam melakukan jihad fisabilillah untuk kemerdekaan dan keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Seperti dalam Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Tokoh kharismatik Ulama Nahdlatul Ulama ( NU)  KH. HASYIM ASY’ARI,Serta H. MUTAHAR pencipta lagu 17 Agustus dan Syukur.

“Oleh karena itu saya selaku pimpinan pengurus besar Forum Ulama dan Aktivis Islam (PB.Formula) bahwa  saat ini  kita khususnya umat Islam di seluruh Indonesia punya tanggung jawab meneruskan perjuangan para ulama. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah, ikut serta dalam pemilu serentak 2024 nanti, karena melalui pemilu kita dapat menentukan pemimpin kita dan juga masa depan bangsa dan negara kita tercinta NKRI harga mati,” tegas Ketum PB Formula,  TG. Drs. Dedi Hermanto.

Lebih lanjut Ketum PB Formula,  TG. Drs. Dedi Hermanto mengutif dalam Sabda Rasulullah ; 

Syekh Muhammad Ali dalam kitab Dalilul Falihin hal. 37 mengatakan:

حُبُّ الوَطَنِ مِنَ الإِيْماَنِ

“Cinta tanah air bagian dari iman.”

Atsar Khalifah Umar bin Khatab sebagaimana dikutip Syekh Ismail Haki dalam kitab Tafsir Ruhul Bayan juz 6 hal. 442 menyatakan:

ﻟَﻮْلَا ﺣُﺐُّ ﺍﻟْﻮَﻃَﻦِ ﻟَﺨَﺮُﺏَ ﺑَﻠَﺪُ ﺍﻟﺴُّﻮْﺀ ﻓَﺒِﺤُﺐِّ ﺍﻟْﺎَﻭْﻃَﺎﻥِ ﻋُﻤِﺮَﺕِ ﺍْﻟﺒُﻠْﺪَﺍﻥُ

Sayyidina Umar berkata: “Seandainya tidak ada cinta tanah air, hancurlah negara yang terpuruk. Dengan cinta tanah air, negara akan berjaya.”

Rasulullah bersabda;

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلْدَةٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ

Rasulullah Saw bersabda; Alangkah baiknya kamu sebagai sebuah negeri, dan *kamu merupakan negeri yang paling aku cintai.* Seandainya kaumku tidak mengusirku dari dirimu, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu.

Setelah usai perjalanan, Nabi senantiasa mempercepat kendaraannya agar bisa segera sampai ke Madinah, tempat yang begitu ia cintai.

 أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ، فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ المَدِينَةِ، أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW jika datang dari bepergian lalu beliau melihat tembok-tembok kota Madinah, “Beliau (Rasulullah) mempercepat laju ontanya dan ketika mengendarai tunggangan beliau menggerak-gerakkan tunggangannya karena kecintaannya pada Madinah.

Lanjut TG. Drs. Dedi Hermanto maka peran Ulama merupakan sosok yang mempunyai kharismatik bertujuan untuk menyiarkan agama Islam terhadap kehidupan masyarakat agar menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah serta ulama sangat dipercaya dan dijadikan panutan oleh masyarakat untuk membangun peradaban Islam agar menjadikan kehidupan masyarakat yang “BERKEADILAN, MAKMUR DAN SEJAHTERA, Bukan pejabat, dan menteri nya yang sejahtera dengan hasil korup.

Jelang Pemilu Ulama Terbagi Empat 

Kemudian Ketum PB Formula,  TG. Drs. Dedi Hermanto mengungkapkan bahwa disayangkan pada kenyataan nya. Setiap menjelang Pemilu, para Ulama terbagi menjadi 4 (empat) poin catatan penting yakni :

Pertama, ulama yang terjun langsung ke dalam politik praktis yang mengusung salah satu pasangan calon tertentu. 

Kedua  ulama yang tidak mengusung pasangan calon tertentu, tetapi hanya mengarahkan atau memberikan pesan kepada masyarakat untuk mengikuti pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dengan baik sesuai kriteria yang mereka inginkan.

Ketiga, ulama yang mengusung pasangan calon tertentu tetapi tidak secara fulgar atau terang-terangan.

Keempat Ulama yang hanya fokus belajar dan mengajar di pesantren atau majelis Taklim nya.

Maka dengan keempat poin kenyataan tersebut, Peran Ulama adalah sebagai Jembatan Komunikasi antara rakyat dan pemimpin yang menjabat  sehingga terjadinya Komunikasi Informasi yang Harmonis.

Lanjut Tg. Drs. Dedi Hermanto pasalnya rakyat di seluruh Indonesia sangat mencintai pemimpin, maka seharusnya pemimpin juga mencintai rakyatnya, bukan malah saling curiga dan membenci. Apalagi sampai menyakiti hati rakyatnya. Maka sudah saatnya Ulama menjadi PENYEJUK, PENENGAH DAN PENDAMAI, menjelang suasana menuju PEMILU 2024. Yang saat  sedang berlangsung tahapannya.

“Saya selaku pengurus besar Formula meyakini karena KETENTUAN ALLAH LAH YANG BERLAKU, SIAPAPUN YANG MENJADI PEMIMPIN BANGSA INDONESIA ini pada Pilpres 2024 nantinya. Adalah tetap PUTERA terbaik bangsa Indonesia, Amin Yarobal Alamin,” tutupnya.

Edito : (Red/TG).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *