ETOS Indonesia Prediksi Calon Incumbent Walkot Bekasi Tri Adrianto Bakal Sulit Bertarung Di Pilkada Kota Bekasi

KOTA BEKASI, Opininews.id,- Direktur eksekutif Etos Indonesia Institut, Iskandarsyah memprediksi bakal calon yang juga merupakan Incumbent Walikota Bekasi Tri Adhianto akan mengalami kesulitan dalam pertarungan politik pada pilkada Kota Bekasi yang akan digelar pada tanggal 27 November 2024.
Menurut Iskandar hal tersebut lantaran, kiprah pokitisi PDIP itu saat menjadi Wakil Wali Kota dan Wali Kota Bekasi itu nyaris tak memiliki rekam jejak karya yang positif melekat dihati seluruh warga Kota Bekasi.
Alih-alih membuat legacy yang mengangkat kehidupan masyarakat Kota Bekasi menjadi lebih baik. Tri Adhianto justru banyak meninggalkan persoalan baik di kalangan birokrasi dan partai politik khususnya maupun warga kota Bekasi umumnya.
Iskandar telah mencatat, ada beberapa kondite yang kurang pas atau dianggap jeblok dari performans seorang incumbent Tri Adhianto selama memimpin Kota Bekasi baik sebagai Wakil Walikota dan Walikota maupun ketua PDIP Kota Bekasi.
Di antaranya, sebagai Ketua PDIP Kota Bekasi, Tri Adhianto diduga tidak lahir dari proses pengkaderan apalagi membangun basis massa dan perjuangan partai dari bawah.
Dimana Tri Adhianto sebelumnya sering berpindah-pindah partai dan cenderung oportunis. Dari partai Golkar, Tri Adhianto kemudian berpindah ke PAN demi memenuhi ambisinya menjadi calon Wakil Walikota Bekasi.
Setelah terpilih Wakil Walikota Bekasi, Tri Adhianto sekonyong-konyong langsung pindah lagi ke PDIP dan tidak tanggung-tanggung menjadi ketua PDIP Kota Bekasi demi mempersiapkan diri sebagai Walikota Bekasi. Periode 2024- 2029.
“Sangat jelas watak pragmatis dan transaksionalnya dalam karir partai politiknya. Tri Adhianto terbukti dan tak terbantahkan tak pernah memiliki loyalitas dan militansi terhadap partai apapun. Ini menjadi cermin betapa lemah prinsip kepemimpinan dan karakternya sebagai politisi maupun sebagai birokrat,”
“Demikian dikatakan Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Iskandar saat di hubungi sejumlah awak media termasuk OPININEWS.ID di Kantornya Kota Besar Bekasi lewat pesan singkat ponselnya, Kamis (20/6/2024).
Lanjut Iskandar bisa ditegaskan bagaimana mungkin Tri Adhianto mempunyai rekam jejak, rekam karya dan rekam prestasi baik dalam pengkaderan partai politik maupun kinerja dalam birokrasi pemerintahan jika tidak punya behavior yang terpuji,
Selain itu, kata Iskandar selama menjadi Wakil Wali Kota, Plt Wali Kota dan Wali Kota definitif Kota Bekasi Tri Adhianto gagal melakukan terobosan-terobosan pembangunan-pembangunan yang signifikan baik dalam tataran infra struktur, kesejahteraan sosial maupun citra yang baik bagi Kota Bekasi.
“Khusus pembangunan infrastruktur tidak berkembang, padahal Tri Adhianto itu pernah menjabat Kepala Dinas Bina Marga,” ujar Iskandar.
Menurut Iskandar ada persoalan lain yang dinilai akan menyulitkan Tri jika ikut dalam kontestasi politik Kota Bekasi, di antaranya banyak sekali janji-janji kampanye Tri Adhianto yang tidak terwujud selama memimpin kota Bekasi.
“Lebih miris lagi, Tri Adhianto malah sering blunder mengambil kebijakan yang merugikan masyarakat. Salah satunya memutuskan kontrak kerja kurang lebih 11 ribu tenaga honorer kota Bekasi,” katanya.
Menurut Iskandar maka keputusan Tri Adhianto itu bukan membuka lapangan kerja baru justru malah menimbulkan jumlah pengangguran yang tinggi di Kota Bekasi. Ini merupakan bukti dari seorang Tri Adhianto yang tidak mempunyai leadership, jiwa humanis dan kepedulian pada masyarakat Kota Bekasi. Sangat tidak layak dan tidak punya kepantasan Tri Adhianto ingin mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bekasi.
“Selain itu yang tidak kalah ngawur dan cerobohnya kebijakan Tri Adhianto adalah soal dihapusnya tunjangan honor RT dan RW. Tidak adanya perhatian dan kepedulian terhadap RT dan RW yang menjadi tulang punggung pelayanan pemerintahan dalam lingkungan terkecil masyarakat itu. Membuktikan Tri Adhianto memang tidak memiliki kemampuan menjadi pemimpin pemerintahan,” ungkap Iskandar.
Lebih lanjut Iskandar juga menilai, Tri Adhianto saat menjabat baik sebagai Wakil Wali Kota dan Wali Kota maupun sebagai ketua PDIP Kota Bekasi, gagal membangun persatuan dan kesatuan serta kerukunan masyarakat kota Bekasi.
“Jadi pemimpin di Kota Bekasi itu harusnya konkrit berbuat dan nyata manfaatnya di rasakan masyarakat. Harus bisa bergaul dan membaur dengan warga kota Bekasi dari pelbagai strata sosial dan golongan masyarakat. Nama dan kiprahnya harus membumi di masyarakat Kota Bekasi. Tidak terbang kemana-mana, tidak loncat sana-loncat sini seperti kutu. Kutu partai politik dan kutu birokrasi,” tandasnya.
Editor : (Red/Etos).