Adian Radiatus : Dua Putaran Jakarta Milik Siapa..?

JAKARTA, Opininews.id,- Pengamat dan Aktivis Sosial Adian Radiatus menyampaikan pandangannya terkait pesta demokrasi Pilkada Jakarta  yang baru saja dilaksakan pencoblosan pada hari Rabu tanggal 27 November 2024 tinggal menunggu hasil real count KPU, apakah satu putaran atau dua putaran namun Real Count KPU itu jadi milik siapa?

Menurut pengamatan Adian Radiatus secara politis pernyataan yang dirinya  lontarkan ke publik pada pendahuluan kalimat di atas tersebut lantaran paslon nomor Urut  01 dan Paslon No Urut 03  dihadang oleh “kemenangan” paslon nomor dua sebagai pendatang baru tanpa partai pasangan Independen  Darma – Kun Wardhana yang berhasil meraih simpatik sepuluh persen dari warga Jakarta yang hadir kemarin menggunakan hak konstitusinya untuk memberikan suara di TPS-TPS pada Calon Gubernur – Wakil Gubernur yang diyakini mempunyai kemampuan mengurus kota khusus ini pada lima tahun kedepan.

“Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono-Rano masih harus menyisakan agenda bagi penentuan di putaran kedua kontestasi Pilgub Jakarta 2024  yang menarik penuh intrik-intrik opini dan “perang” siapa paling banyak yang dapat menjatuhkan pamor bahkan integritas masing-masing kedua  paslon ini, ” ungkap Adian Radiatus dalam keterangan tertulis kepada OPININEWS.ID melalui pesan singkat WhatsApp di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Lebih lanjut Adian Radiatus mengatakan keseruan kontestasi kali ini adalah ketika tokoh-tokoh pendukung kedua paslon ini menjadi bahan acuan dan analisa yang menjadi referensi pilihan warga khususnya kalangan elite dan intelektual. Bagaimana tidak “menggelikan”.

Ketika Ahok beserta Ahokernya yang super antipati dengan Anies and the gangnya, begitu pula sebaliknya, mesti bersatu mendukung paslon sesuai arahan tertinggi dan tentu saja memuat nilai-nilai “bargaining” tertentu yang biasanya dengan terdesaknya waktu berharga cukup tinggi. Untuk yang satu ini tentu saja urusan “intern” diantara mereka  sendiri.

Lanjut Adian Radiatus disisi lain pasangan Ridwan Kamil- Suswono terkendala oleh kehadiran mantan presiden Jokowi yang tampaknya semakin tidak disukai warga Jakarta yang diidentikan nama alias Mulyono membuat keterbelahan pandangan terhadap paslon ini, belum lagi “pembusukan” terkait pakta integritas dengan FPI yang nyatanya adalah bodong namun setidaknya telah berhasil membuat kelompok “minoritas” merasa alergi mengingat sensitifitasnya.

“Dengan situasional demikian maka bila terjadi putaran kedua akan sangat menarik bagaimana keunggulan paslon No Urut 03 Mas Pram- Bang Rano sepertinya jauh lebih mudah menambah perolehan suara dari limpahan suara paslon dua ketimbang Ridwan-Suswono, meskipun kemungkinan dalam ruang demokrasi yang dinamis tetap tersedia, ” Imbuhnya.

Menurut Adian Radiatus dalam konteks ini sangat dimungkinkan bila warga yang capaian “golput”nya cukup tinggi, sekitar empat puluh persen lebih itu menggunakan hak pilihnya dan suara paslon dua beralih ke pasangan Ridwan-Suswono.

“Maka disanalah ruang demokrasi kontitusi menjadi menarik dan penting sehingga legitimasi warga akan kepemimpinan didaerahnya menjadi terasa bertanggung jawab dan secara moral  wajib dijunjung dan dijaga bersama, tidak terkecuali di Jakarta, milik siapa ?…” tandasnya.

Editor : (Red/AR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *