Adian Radiatus Dorong Presiden Prabowo Segera Nasionalisasikan Berbagai Busana Corak Batik Daerah

0
IMG-20251003-WA0084

JAKARTA, Opininews.id,- Pemerhati dan Pecinta Batik Adian Radiatus menyampaikan bahwa kemarin tanggal 02 Oktober 2025 kembali dirayakan seluruh rakyat Indonesia  sebagai Hari Batik Nasional dan terkhusus tentu saja publik atau masyarakat pecinta Batik mendapatkan momen yang menyenangkan untuk menampilkan busana Batik masing-masing daerah kebanggaannya sebagai busana yang tepat dipakai pada hari Batik Nasional tersebut.

“Sehingga saya sebagai Pemerhati dan Pecinta Batik di seluruh Indonesia tentunya mendorong  Pemerintahan Presiden Prabowo untuk segera Nasionalisasikan berbagai busana corak Batik  Daerah, ” ujar Adian Radiatus  kepada OPININEWS.ID melalui pesan singkat WhatsApp nya di Kantornya Jakarta Utara, Jumat (3/10/2025).

Lebih lanjut Adian Radiatus menjelaskan pemahaman tentang Batik sendiri sebagai busana tradisional dibanyak daerah di seluruh Indonesia terkhusus di Pulau Jawa dan Bali secara umum sudah menjadi ragam busana yang tidak hanya berbasis kain dengan coraknya yang unik dan khas bermakna, seperti Batik Parang dan Kawung dari Yogya dan Solo serta Mega Mendung dari Cirebon, yang populer hingga kemancanegara.

“Selain itu, ada juga motif Sidomukti dan Sido Luhur, Sekar Jagad juga dari Solo dan Yogya. Corak Batik daerah lainnya juga ada seperti Tujuh Rupa dan Batik Pesisir berasal dari Pekalongan, Lasem danTuban termasuk corak Ceplok Jepun (bunga Kamboja).” Jelasnya.

Menurut Adian Radiatus  bahwa yang menjadi persoalan adalah apakah Negara telah cukup mengambil langkah-langkah perlindungan dan pelestariannya yang tentu saja bukan hanya sekedar hadirnya Museum Batik, tetapi juga terbentuknya suatu Budaya yang konsisten mengawal pasar busana Batik sekaligus kekayaan berbagai corak dan mutu yang bernilai tinggi dari para pelaku seni Batik.

Lanjut Adian Radiatus sebagai pewaris atau warisan leluhur adi luhung budaya bangsa Indonesia yang diakui dunia, seharusnya  mempunyai motto “Batik adalah kehidupan” bagi bangsa dan negaranya, maka sebuah tim yang menggabungkan unsur-unsur dari Kementerian Budaya, Parekraf, Perempuan, SDM dan pelaku usaha serta Seniman Batik secara profesional kiranya perlu melakukan sinergi secara komprehensif dibawah koordinasi Sekretariat Negara.

“Sehingga proses kedepannya berlangsung secara konsisten bahwa Batik Indonesia adalah hasil Nasionalisasi Batik Daerah seutuhnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan sebagai wujud kebudayaan bangsa Indonesia dalam arti yang seluas-luasnya.” pungkasnya.

Editor : (Red/ AR).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *