Ekonomi Kreatif Strategi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Barat
Oleh : M. Nazer dan Sri Maryati Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas
SUMATERA BARAT, Opininews.id,- Ekonomi kreatif disebut juga dengan ekonomi oranye, merupakan aktivitas ekonomi yang terus tumbuh dan berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Istilah “ekonomi kreatif” merujuk pada aktivitas ekonomi yang menekankan pentingnya kreativitas, pengetahuan, dan ide sebagai aspek kunci dalam menciptakan nilai ekonomi.
Dalam era globalisasi, ekonomi kreatif telah menjadi salah satu penggerak utama perkembangan ekonomi, hal ini tampak dari peran strategis sektor ekonomi kreatif dalam mengoptimalkan potensi lokal dan membuka berbagai peluang usaha.
Survei global UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development ) mengungkap variasi kontribusi ekonomi kreatif di berbagai negara, mulai dari 0,5% hingga 7,3% dari PDB dan menyerap tenaga kerja antara 0,5% hingga 12,5% dari angkatan kerja.
Pengembangan Dan Kontribusi Ekonomi Kreatif Di Sumatera Barat
Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2009 menyatakan bahwa ekonomi kreatif diharapkan sebagai motor penggerak ekonomi baru Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia menjadikan pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan ekonomi nasional untuk mewujudkan transformasi ekonomi, yang tercantum dalam Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJPN) 2025 – 2049.
Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki potensi mengembangkan ekonomi kreatif. Provinsi Sumatera Barat ditetapkan menjadi salah satu dari 12 provinsi di Indonesia yang direncanakan menjadi daerah prioritas pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) oleh Kementerian Ekonomi Kreatif, bahkan dalam RPJMN 2025-2029 telah menetapkan 15 provinsi prioritas pengembangan ekonomi kreatif, salah satunya Sumatera Barat.
Pemerintah daerah telah menetapkan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2023 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, dan sedang menyiapkan road map ekonomi kreatif periode 2025 – 2029.
Dengan terbitnya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2023 dan Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2024, pemerintah provinsi menegaskan komitmen untuk menjadikan inovasi kreatif sebagai poros penggerak ekonomi daerah. Riset, teknologi, dan warisan budaya dipadukan dalam satu visi: menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Pengembangan ekonomi kreatif dikategorikan kepada tiga sub sektor, yaitu sub sektor Unggulan, Lokomotif, dan Pendukung, dimana sub sektor Unggulan terdiri dari sub sektor film, animasi, dan video. Sub sektor lokomotif yang diharapkan menjadi pendorong adalah sub sektor kuliner, fashion dan kriya.
Sedangkan subsektor pendukung adalah sub sektor ekonomi kreatif yang tidak termasuk subsektor ekonomi kreatif unggulan dan lokomotif. Secara keseluruhan ekonomi kreatif di Indonesia memimiliki 17 sub sektor pengembangan ekonomi.
Sebagai sektor ekonomi Unggulan, ekonomi kreatif diharapkan tidak hanya mampu mendorong perekonomian melalui penciptaan lapangan pekerjaan, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan memperhatikan 17 sektor ekonomi kreatif, maka kontribusi Sektor ekonomi kreatif dalam PDRB dapat dilihat dari lapangan usaha Akomodasi Makan Minum dan Jasa lainnya.
Sepanjang tahun 2015-2024 pertumbuhan lapangan usaha ini cenderung positif dengan nilai pertumbuhan yang relative stabil; penurunan tajam terjadi pada tahun 2020 akibat dari pembatasan aktivitas ekonomi dimasa pandemi Covid-19.
Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2022, pertumbuhan ini didorong oleh kolaborasi yang erat antara pelaku ekraf, pemerintah daerah, asosiasi industri, hingga perguruan tinggi. Kerja sama ini membantu meningkatkan kualitas produk dan membuka akses pasar yang lebih luas.
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kreatif Di Sumatera Barat Tahun 2015 – 2024.
Penurunan pertumbuhan setelah tahun 2022 menunjukkan adanya tantangan pengembangan lapangan usaha ini, untuk itu diperlukan upaya untuk mencari energi dan daya ungkit dari lapangan usaha ini agar mampu menjadi mesin pendodorng pertumbuhan ekonomi yang selama ini dirasakan berjalan lebih lambat dibandingkan wilayah laian di pulau Sumatera bahkan secara nasional.
Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Kreatif Di Sumatera Barat Tahun 2015 – 2024
Dilihat dari tingkat penyerapan tenaga kerja, lapangan usaha ekonomi kretatif memperlihatkan tingkat penyerapan yang positif. Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas tenaga kerja lapangan usaha ini masih menjadi masalah dalam pengembangan usaha ekonomi kreatif di wilayah ini, dimana peningkatan penyerapan tenaga kerja tidak sejalan dengan peningkatan kontribusi lapangan usaha ini dlaam perekonomian daerah.
Untuk itu dibutuhkan upaya dan strategi penta helix ( pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media) untuk peningkatan kualitas dan daya saing produk ekonomi kreatif Sumatera Barat.
Pemerintah daerah dengan dukungan kebijakan dan anggaran, Perguruan tinggi dapat berkontribusi melalui riset dan pengembangan, sementara media massa membantu promosi dan edukasi. Kualitas produk dan kolaborasi yang kuat adalah kunci sukses bagi produk ekonomi kreatif Sumatera Barat di pasar global.
Kekuatan ekonomi kreatif Sumatera Barat terletak pada kombinasi antara identitas budaya dan kewirausahaan berbasis komunitas. Kajian terkait Pemetaan industri kreatif di Sumatera Barat yang dilakukan oleh Mardiah dan (2022) menunjukkan bahwa pelaku usaha kreatif tersebar di Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kota Padang, Kota Bukittinggi, dan Kota Padang Panjang. Dimana sub-sektor produk industri kreatif didominasi oleh industri kuliner dan produk industry seni pertunjukan. Potensi industry kreatif di bidang kuliner tersebar hamper di seluruh kota kabupaten di wilayah ini.
Hasil kajian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengembangan lapangan usaha ekonomi kreatif di Sumatera Barat, Pengembangan ekonomi kreatif di Sumatera Barat tidak hanya akan meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga membuka lapangan kerja dan usaha bagi penduduk dan masyarakat Sumatera Barat.
Hal ini akan berdampak positif pada kesejahteraan Masyarakat dengan sektor ekraf sebagai potensi untuk menarik investasi dan wisatawan, guna memperkuat ekonomi dan citra daerah Sumatera Barat.
Penutup
Untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu pilar utama dalam pengembangan sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, maka perlu dilakukan penguatan lapangan usaha ini melalui digitalisasi dan inovasi produk Ekraf, meningkatkan sinergi antara industri pariwisata dan ekonomi kreatif, penguatan kolaborasi antara pengelola destinasi wisata dengan pelaku ekonomi kreatif; penguatan infrastruktur dan regulasi pendukung, yang juga harus diperhatikan Adalah pengembangan desa wisata atau “tourism village” berbasis ekonomi kreatif dan budaya local.
Editor : (RED/HAN).
