Sekda DKI Respon Positif Aksi Demo Damai FWJ-Indonesia Bersama FWPJ, KPJ, POB dan SKT Kritik Janji Gubernur Anies

JAKARTA,Opininews.id;- Dimotori  Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia, bersama (4) unsur organisasi lainnya yang  mengatasnamakan ‘Jakarta – Kami Kompak’ terdiri dari Koalisi Peduli Jakarta (KPJ), Forum Wartawan Peduli Jakarta (FWPJ), Semangat Kebangkitan Tambora (SKT), dan Perkumpulan Orang Betawi (POB) dengan semangat melakukan Aksi Demo Damai dalam rangka menyuarakan aspirasinya masyarakat di depan Balaikota Kantor Gubernur DKI Jakarta, Rabu (31/3/2021) siang, terkait poin 8 janji dari 23 Janji-janjinya Gubernur Anies Baswedan saat kampanye.

Dalam mengawali orasinya, Ketua Koalisi Peduli Jakarta (KPJ) Amos Hutahuruk menyinggung soal pemubajiran anggaran gaji TGUPP, “Gubernur Anies kami anggap membuang-buang anggaran besar dengan menggaji para TGUPP yang tak memliki fungsional dalam kinerjanya. Sebaiknya TGUPP dibubarkan dan anggaran diperuntukan warga DKI Jakarta ajah. “Tegas  Amos.

Ketidaktegasan seorang Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dikatakan Amos juga sebagai tindakan dugaan pelanggaran oknum Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) baik tingkat Dinas, Sudin, maupun oknum penertiban Kecamatan.

Lanjut Amos, birokrasi pemerintahan jaman Gubernur Anies, ia sampaikan terlalu berbelit belit. Hal itu menjadi perbandingan beda jauh dengan jaman Gubernur Ahok. “Jaman Ahok sangat simple dan dia tak segan-segan langsung turun mencopot oknum jajarannya yang melanggar aturan. Birokrasi dijaman Ahok pun tak seribet di jaman Anies. Artinya warga bisa langsung mengadu apa yang menjadi kewajibannya sebagai warga DKI. Tapi di jaman Anies warga seperti dihadapkan TGUPP yang dianggap tak berfungsi menjebatani suara warga DKI. “Bebernya.

Dalam tuntutan aksi tersebut, Amos menyebut hasil audit BPK DKI Jakarta mencatat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melakukan pembayaran kepada FEO Ltd selaku promotor dan pemegang lisensi Formula E terkait penyelenggaraan acara tersebut senilai 53 juta poundsterling Inggris atau setara Rp 983,31 miliar pada 2019-2020. “Terungkapkan bahww Anies sudah bayar hampir Rp 1 T demi Formula E. “Ketusnya.

Sementara itu Ketua Umum Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia Mustofa Hadi Karya yang biasa disapa Opan didampingi Sekjen FWJ-Indonesia Ichsan menyampaikan dalam konferensi Pers nya didepan Balaikota paska Aksinya bahwa ia menyayangkan ketidakjeliaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kontrol kinerja SKPD nya. Ia menyinggung birokrasi bobrok dalam pemerintahan Anies menjadi dasar rusaknya moral pejabat DKI. 

Lanjut Opan, ungkapan Asal Bapak Senang (ABS) mungkin itu yang pas dilabelkan para pembantu-pembantu Gubernur Anies di tingkat Dinas, Walikota, Sudin, Kecamatan sampai di tingkat paling bawah Kelurahan, sehingga.Gubernur Anies kecolongan dengan adanya indikasi pembiaran nakal yang dilakukan jajarannya.

“Tentu hal itu menjadi sasaran empuk untuk menudingnya sebagai Gubernur yang melakukan tindakan Masif, dan itu patut diduga dilakukan dengan kesengajaan, karena tidak adanya tindakan tegas dari orang nomor 1 di DKI Jakarta ini. “Papar Opan.

Ketum FWJ-Indonesia Opan juga sangat mengapresiasi respon positif Sekda DKI Marullah Matali atas aksi demo damai yang bertajuk ‘Kami Cinta DKI Jakarta’ di depan Balaikota. Dalam ucapannya kepada FWJ – Indonesia, ia menganggap perlu adanya kritik membangun untuk terciptanya pemerintahan yang baik. Sekda juga berjanji akan merangkul FWJ-Indonesia sebagai motor penggerak Aksi Damai bersama 4 organisasi lainnya, untuk segera memberikan ruang diskusi terkait tuntutan aksi demo damai tersebut.

Sebagai fungsi kontrol sosial yang melihat secara fakta dilapangan, Ketua Forum Wartawan Peduli Jakarta (FWPJ) Agus Supriyanto mengatakan, Gubernur DKI Anies Baswedan harus bersedia mendengar masukan dari berbagai elemen masyarakat termasuk unsur wartawan terkait maraknya dugaan praktik nakal oknum di Dinas, Sudin Citata maupun oknum ditingkat Kecamatan.

“Ingat, salah satu dari 23 poin janji-janjinya saat kampanye Pak Gubernur Anies adalah menghentikan praktik penyelewengan di dalam birokrasi. Kita keempat elemen masyarakat terdiri dari  (FWPJ, FWJ, KPJ, POB) dan unsur-unsur lainnya yang ikut aksi demo ini,  menagih janji kampanye Pak Anies. Naah kita ingin mengingatkan Pak Gubernur Anies untuk segera menuntaskan janjinya. Karena sampai saat ini masih banyak dugaan praktik penyimpangan birokrasi, abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) para pejabat di DKI dalam hal ini di dinas maupun sudin citata. Kita minta Pak Gubernur Anies membereskan anak buahnya yang nakal itu,” ujarnya.

Wartawan yang sudah 17 tahun mengabdi di Rakyat Merdeka Group/Holding Jawa Pos Group itu menegaskan, saat ini, inspektorat DKI masih lemah alias belum maksimal menjalankan fungsinya dalam mengawasi para satuan kerja perangkat daerah (SKPD). “Harusnya, inspektorat lebih tajam lagi dalam melakukan pengawasan. Mendengar, menerima laporan dan menindak tegas pejabat yang nakal,” paparnya.

Jurnalis yang biasa disapa AGS ini pun mengapresiasi Sekda DKI, Marullah Matali yang langsung merespon aksi demo damai di depan Balaikota tersebut. “FWPJ sangat mengapresiasi Pak Sekda DKI, Marullah yang dengan cepat merespon aksi demo damai teman-teman jurnalis. 

Beliau secepatnya akan menerima perwakilan teman-teman jurnalis itu sangat bagus. Artinya, Pak Sekda DKI, Marullah mendengar aspirasi elemen masyarakat. Saya harap, Pak Sekda DKI istiqomah untuk terus menyerap aspirasi warga Jakarta,” pinta wartawan yang  puluhan tahun telah meliput di DPRD DKI dan Pemprov DKI tersebut.

Pria lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI) ini pun menegaskan, FWPJ bersama FWJ-Indonesia sebagai motor penggerak perjuangan dan teman-teman organisasi lainnya akan konsisten mengkritisi Pemprov DKI Jakarta secara konstruktif. “Karena, kita sangat peduli dan cinta Ibukota Jakarta.

“Pastinya kita akan awasi, kawal dan kritisi Pak Gubernur Anies dan jajarannya dengan konstruktif. Sebab, fungsi pers adalah kontrol sosial dan sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia,”Pungkasnya.(Handoko)

Editor : Yan Z

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *