KPAI Minta Kominfodigi Pilih Pejabat Berintegritas Untuk Lawan Judol
JAKARTA, Opininews.id,- Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengungkapkan peristiwa 11 orang pekerja Kominfodigi yang menjadi operator judol melalui gedung fasilitas negara. Menandakan musuh yang kita perangi dalam industri candu berada dalam perlindungan dan memanfaatkan fasilitas negara, bahkan mengerikannya lagi adalah mereka di beri wewenang dan otoritas. Ibarat musuh dalam selimut.
1000 jenis Judi Online yang alih alih negara memblokir justru fasilitas negara digunakam serampangan untuk melindungi kejahatan, membuktikan pentingnya Kominfodigi untuk mengubah cara perekrutan pejabat, karyawan dan pekerjanya. Karena anda bisa bayangkan transaksi yang sangat besar dari ribuan judol yang berada di bawah penguasaannya.
Menurutnya untuk kesekian kalinya, mereka berlindung di bawah fasilitas negara, setelah berbagai industri candu menembus Senayan, para aparat aparat dan pejabat, dan kini pekerja Kominfodigi. Artinya tidak ada fasilitas negara yang terbebas dalam kunkungan industri candu.
“Saya kira Satgas yang di bentuk di masa Pemerrintahan Joko Widodo untuk memberantas judol, terus bekerja dan berlanjut dengan temuan ini, yang sejak awal kita tahu, operasional mereka sudah diungkap oleh Kepolisian dan PPATK. Dengan transaksi yang menggunung, ” ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Putra dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaktur OPININEWS.ID melalui pesan singkat WhatsApp di Jakarta Sabtu (2/11/2024).
Selanjutnya Jasra Putra menjelaskan bayangkan selana ini negara membiayai, menfasilitasi dan menggaji mereka selama ini, tetapi untuk merusak generasi bangsa.
Lanjutnya dengan memegang 1000 judi online bahkan mungkin lebih, kita yakin pelakunya tidak tunggal dan melibatkan banyak pihak. Untuk itu perlu di telusuri sampai ke akar akarnya, kepanjangtanganannya, yang bisa melindungi dan memuluskan aksi kejahatan mengerikan ini.
“Karena seringkali industri candu ini mampu merangsek para penegak hukum kita, pemegang regulator, bahkan pembuat kebijakan. Bahkan menggoda para oknum APH kita, dengan industri candu yang bisa dioperasionalkan dari balik tahanan. Kita terbayang jumlah transaksi yang sangat besar jika dijumlah, dari 1000 judol, ” Jelasnya
Lebih lanjut Jasra Putra menegaskan pada saat ini tidak ada anak Indonesia yang terbebas dari pasar judol, dengan operasi mereka yang sampai memegang para pemilik otoritas penuh, yang harusnya mereka punya mandat konstitusi untuk melindungi rakyatnya, terutama anak anak.
Anda bisa terbayang jeratan industri candu selalu menuntut konsumsi yang terus meninggi, artinya anak anak kita ketika dewasa akan menjadi pecandu berat dari berbagai produksi industri candu. Tentu akan menjadi beban sosial yang sangat berat di masa depan. Dan dapat mengagalkan target Indonesia Emas.
“Saya kira ini kesempatan besar untuk Pak Presiden Prabowo, Mas Gibran dan Menteri Kominfodigi Meutiya Hafid untuk bersih bersih para karyawannya. Karena kini kita tahu kerja Kominfodigi, tidak hanya perekrutan karyawan pada umumnya, tapi perlu berintegritas, dengan perputaran transaksi judol yang luar biasa, sebagaimana yang diungkap Satgas Pemberantasan Judol dan pengungkapan Kepolisian, ” tegasnya.
“Saya kira ini kerja keberlanjutan yang baik, bahkan kita tahu akibat Judol ada pecandu yang menjual bayinya. Tentu sangat mengerikan.” Sambungnya.
Lanjut Jasra Putra sehingga KPAI sangat mengapresiasi kinerja Kepolisian yang dapat mengungkap Judol ini.
Menurut Jasra Putra karena pengungkapan Judol ini. Ibarat negara mengkoreksi dan melawan dirinya sendiri. Dalam melihat dirinya kemudian menangkap para pelaku yang berada dalam fasilitas negara.
“Saya tegaskan sekali lagi pengungkapan Judol ini mengerikan ya dan perlu segera di berantas sampai ke akar akarnya.” Pungkasnya.
Editor : (Red/JP).