Gagasan Menanam Padi Gogo Dan Industri Berbasis Gabah Untuk Meraih Swasembada Beras

KETAPANG-KALBAR, Opininews.id,- Praktisi Padi Gogo Tonny Saritua Purba, SP setelah melakukan kunjungan bersama Hasan Tjoe Direktur Utama PT Serayu Group dan Tim Serayu Group dari Jakarta di Desa Kenanga Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat selama 6 hari mulai pada hari Selasa tanggal 11 Desember 2024 hingga hari Senin tanggal 16 Desember 2024.

Kemudian  Tonny Saritua Purba, SP sebagai Praktisi Padi Gogo menyampaikan gagasannya kepada OPININEWS.ID pada hari Rabu (12/12/ 2024)  di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) terkait tentang tanaman pohon dengan metode Tumpang sari padi Gogo

Menurut Tonny Saritua Purba, SP sebagai praktisi padi Gogo bahwa dengan memperhatikan dan mempelajari gagasan, ide dan pemikiran Capres Prabowo – Gibran pada Pilpres 2024 kita bisa mengetahui bahwa bidang pertanian menjadi skala prioritas yaitu bagaimana pemerintah bisa mencapai swasembada pangan termasuk didalamnya surplus beras. Program tersebut menjadi program pertama dari tujuh belas program prioritas, dari tujuh belas program prioritas tersebut juga akan menjamin ketersediaan pupuk, benih dan pestisida yang langsung diberikan kepada seluruh petani.

“Salah satu  program dari delapan program hasil cepat Capres Prabowo – Gibran adalah mencetak lahan pertanian dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah dan propinsi termasuk juga dengan membangun insfrastruktur desa.” Ujar Tonny Saritua Purba, SP

Lanjut Tonny Saritua Purba, SP demikian juga salah satu Visi Misi Asta Cita Capres Prabowo – Gibran juga menjelaskan bahwa memantapkan sistem pertahanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan konsep hilirisasi dikembangkan bukan hanya di pertambangan tapi juga hilirisasi untuk bidang pertanian dan perikanan.

Apa Yang Menjadi Tantangan Dan Kelemahan Gagasan Meraih Swasembada Beras Pemerintah ?

Lebih lanjut Tonny Saritua Purba, SP mengatakan jika bicara pertanian tentu tidak bisa dilepaskan dari dua hal, yaitu masalah luas lahan pertanian dan jumlah pelaku tani. Produksi gabah secara nasional bisa tercapai jika luas lahan sawah yang ditanam memungkinkan untuk memperhitungkan berapa besar hasil panen gabah untuk kebutuhan seluruh penduduk Indonesia, saat ini jumlah penduduk Indonesia 282 juta jiwa.

“Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah berapakah luas lahan sawah di Indonesia ? Jika petani memiliki lahan sawah dengan irigasi tehnis tentu petani padi kapan saja bisa menanam padi karena ketersediaan air selalu tersedia. Tapi bagi petani padi yang tidak memiliki irigasi tehnis tentu akan menanam padi saat awal musim hujan yaitu saat awal musim, petani tersebut disebut petani padi tadah hujan, ” Kata Tonny Saritua Purba, SP

Lanjutnya berbeda lagi dengan petani padi gogo, petani menanam padi di lahan kering, kebutuhan airnya tetap dariair hujan, hanya saja bedanya adalah varietas padi gogo tidak butuh genangan air karena padi gogo ditanam di lahan kering. Bagi petani padi tadah hujan dan petani padi gogo hanya bisa menanam padi dan panen maksimal dua kali per tahun

“Adapun visi misi Presiden Prabowo Subianto Prabowo Pilpres adalah ingin mencapai swasembada beras maka pemerintah harus mendata berapa sebenarnya luas lahan sawah irigasi tehnis termasuk juga luas sawah tadah hujan. Kondisi saat ini tentu perlu penambahan luas sawah agar bisa meraih swasembada beras.” ungkap Tonny Saritua Purba, SP

Sebuah Gagasan Meraih Swasembada Beras Dengan Menanam Padi Gogo Dan Industri Berbasih Gabah

Selanjutnya Tonny Saritua Purba, SP
menegaskan secara umum membangun industri dikenal sebagai kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku, bahan mentah, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomi dan bermutu tinggi bertujuan untuk meningkatkan penghasilan, menciptakan lapangan pekerjaan, bagi pemerintah daerah bisa menambah PAD dan berpeluang ekspor untuk menambah devisa negara.

Menurutnya gagasan menanam padi gogo dan industri pertanian berbasis gabah adalah sebuah rangkaian kegiatan dimulai dari pembukaan lahan kering, budidaya tanaman padi, memproduksi gabah, pasca panen, proses pengeringan gabah, proses  penggilingan gabah menjadi beras, proses menjadi produk kemasan, pergudangan, distribusi dan pemasaran. Semua itu adalah sebagai sebuah rangkaian aktifitas dari hulu ke hilir. Hilirisasi akan dikembangkan untuk bidang pertanian dan perikanan.

Lanjut Tonny Saritua Purba, SP potensi lahan kering di Indonesia sangat luas, menanam padi padi gogo di lahan kering tanpa perlu adanya irigasi tehnis karena kebutuhan tanaman padi gogo cukup dari air hujan saja. Menanam padi gogo dan membangun industri pertanian berbasis gabah bisa dijadikan sebagai salah satu usaha Perum Bulog, BUMN dan BUMD

“Oleh karena itu dengan membangun industri pertanian berbasis gabah tentunya bisa membangun perekonomian Indonesia, mengurangi impor beras bahkan mampu meraih swasembada beras, termasuk juga ada potensi pemerintah untuk melakukan ekspor beras, sesuai juga dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2016 tentang adanya tugas pemerintah untuk ketahanan pangan nasional, ” Pungkasnya.

Editor : (Red/TSP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *